Kangasti ID
Berkunjung ke Dusun Tahunan, Menyusuri Jejak Sejarah Kampung Pande Besi

Berkunjung ke Dusun Tahunan, Menyusuri Jejak Sejarah Kampung Pande Besi

Mas Kamun saat memperlihatkan kepada saya wangun atau model arit khas Dusun Tahunan di Grobogan Expo 2023 saat saya berkunjung ke standnya pada Kamis (24/8/2023). (Foto: Dok. Badiatul M. Asti)

Kangasti.id – Grobogan kaya cerita sejarah dan budaya. Kisah-kisah lampau dan kekayaan warisan budaya mewarnai detak kehidupan masyarakatnya. Salah satunya adalah potret budaya di Dusun Tahunan, Desa Putatsari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. 

 

Potret budaya Dusun Tahunan menjadi menarik untuk ditelisik, terutama terkait julukan sebagai “Kampung Pande Besi”. Betapa tidak, di kampung ini, ada lebih dari 300 warganya yang berprofesi sebagai pande besi. 

 

Kemahiran menempa besi menjadi alat-alat dapur dan pertanian seperti pisau, arit, berang, bendo, cangkul, dan lainnya, merupakan warisan kebudayaan dari leluhur mereka, yang diwariskan dari generasi ke generasi, sejak ratusan tahun lampau.

 

Warisan kebudayaan itu semakin kukuh dengan jejak tokoh masa lalu yang mewarnai sejarah desa. Adalah Pangeran Penatas Angin dan Empu Supo, dua sosok historis yang selalu disebut ketika membincang history Dusun Tahunan berikut kemahiran warganya dalam menempa besi. 

 

Siapakah gerangan Pangeran Penatas Angin dan Empu Supo?

 

Bangsawan dari Kerajaan Goa

Berbincang santai dengan Kepala Desa Putatsari, Marno (berkaos merah) dan Mas Saiful Anam (berbaju hitam) terkait sejarah Dusun Tahunan dan visi pengembangan desa wisata. (Foto: Dok. Badiatul M. Asti)

Saat berkunjung ke Dusun Tahunan pada Jumat (25/8/2023) lalu, oleh Akhmad Turkhamun (33) atau saya biasa menyapanya Mas Kamun—pande besi muda dari Dusun Tahunan yang saya kenal karena keaktifannya di event-event UMKM Kabupaten Grobogan, saya dipertemukan dengan Saiful Anam (40)—kiai muda Dusun Tahunan.

 

Dari kiai muda itu, saya mendapatkan cerita tentang sosok Pangeran Penatas Angin. Sesuai penuturan Mas Saiful—begitu kemudian saya menyapanya—Pangeran Penatas Angin adalah bangsawan dari Kerajaan Gowa di Makassar. 

 

Nama aslinya Daeng Mangemba Nattisoang. Dijuluki “Pangeran Penatas Angin” karena kemampuan navigasinya yang hebat, sehingga mampu "menyelamatkan" setiap kapal yang ditumpanginya saat diterjang badai di tengah lautan.

 

Suatu saat, Pangeran Penatas Angin memutuskan hijrah ke Demak untuk berguru kepada Sunan Kalijaga. Setelah mampu melewati “ujian” dari Sunan Kalijaga, Pangeran Penatas Angin pun akhirnya diterima menjadi murid Sunan Kalijaga. Ia kemudian mengabdi di Kesultanan Demak.

Berfoto dengan Mas Saiful Anam dan Mas Taufiq Kurniawan--putra Kelapa Desa Putatsari, usai berziarah di Makam Syekh Maulana Penatas Angin di Kompleks Pemakaman Gedong Dusun Tahunan. (Foto: Dok. Badiatul M. Asti)

Bertahun kemudian, saat kemelut perebutan takhta Kesultanan Demak, Pangeran Penatas Angin memilih uzlah ke sebuah tempat yang kelak disebut “Dusun Tahunan”. Nama “Tahunan” konon berasal dari waktu uzlah Pangeran Penatas Angin yang hingga bertahun-tahun lamanya. 

 

Menurut Mas Saiful, Pangeran Penatas Angin berada di Tahunan hingga akhir hayatnya selama kurang lebih 17 tahun. Pangeran Penatas Angin wafat pada usia 90 tahun dan salah satu versi menyebutkan, makam Pangeran Penatas Angin berada di Kompleks Pemakaman Gedong di Dusun Tahunan, Desa Putatsari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan.

 

Empu Supo dan Kemahiran Menempa Besi

 

Selain Pangeran Penatas Angin, sosok lain yang selalu disebut saat membincang Dusun Tahunan, terutama terkait dengan kemahiran warganya membuat alat-alat dapur dan pertanian, adalah sosok historis bernama Empu Supo.

 

Empu Supo adalah murid sekaligus adik ipar Sunan Kalijaga, karena dalam riwayat, Empu Supo disebutkan menikah dengan Dewi Roso Wulan—adik kandung Sunan Kalijaga. Dalam buku-buku sejarah disebutkan, Empu Supo masyhur sebagai seorang empu yang mahir membuat keris pusaka.

Paron dan palu yang diyakini milik Empu Supo yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi, yang saat ini disimpan oleh Mbah Wargono. (Foto: Dok. Badiatul M. Asti)

Sayangnya, jejak Empu Supo di Dusun Tahunan tak bisa dieksplor lebih dalam. Mas Saiful sendiri, sejauh ini belum bisa menceritakan lebih detail terkait jejak Empu Supo di Dusun Tahunan. Apalagi bila dikaitkan dengan kelindan waktu saat Pangeran Penatas Angin berada di Dusun Tahunan. 

 

Namun, cerita tutur turun-temurun, menyebutkan bahwa sosok Empu Supo hampir selalu dikaitkan dengan warisan kemahiran masyarakat Dusun Tahunan dalam memproduksi alat-alat dapur dan pertanian.

 

Saat diajak oleh Mas Kamun dan Mas Saiful berkunjung ke rumah salah seorang tetua pande besi di Dusun Tahunan bernama Wargono (71), saya diperlihatkan sebuah paron (landasan untuk menempa besi) dan palu (alat untuk menempa besi) kuno yang konon merupakan milik Empu Supo yang diwariskan turun-temurun. Paron itu meski tidak besar, tapi cukup berat, mencapai sekitar 15 kg.

 

Prototip Alat Dapur dan Pertanian Khas Tahunan

Berbincang santai di teras rumah Mbah Wargono, salah seorang tetua pande besi Dusun Tahunan. (Foto: Dok. Badiatul M. Asti)
Di teras rumah Mbah Wargono—begitu kemudian saya menyapanya, kami duduk melingkar. Selain saya, Mas Kamun, Mas Saiful, dan Mbah Wargono, ada juga Mas Taufiq—putra Kepala Desa Putatsari, Mas Udin—adik Mas Saiful yang menulis ulang naskah Riwayat Pengeran Penatas Angin karya Supriyo Syakip dari Demak, dan Mas Farid—cucu Mbah Wargono.

 

Kami banyak membincang tentang jejak sejarah dan potret pande besi di Dusun Tahunan. Perbincangan yang gayeng karena ditemani teh hangat dan pisang goreng.

 

Dari Mbah Wargono, saya mendapatkan pengetahuan ikhwal prototip (model, wangun) alat-alat dapur dan pertanian khas Dusun Tahunan. Misalnya ada model arit yang disebut dengan istilah ngembang turi sumba keplayu. Ada juga arit dengan model nggagang terong ngembang turi tuwa

 

Ada pula model arit mbatuk banyak semar ndodok yang biasanya berfungsi untuk merajang tembakau. Selain itu, ada juga arit untuk merajang tembakau dengan model tikus mogok.

 

Alat-alat dapur dan pertanian produksi pande besi Dusun Tahunan memiliki ciri khas tertentu dilihat dari sisi bahan dan bentuknya. (Foto: Dok. Badiatul M. Asti)
Cangkul produksi pande besi Dusun Tahunan juga punya model tersendiri yang khas, yaitu yang disebut dengan istilah pacul krenyeh dan pacul terek. Pacul krenyeh memiliki ciri leburan baja cor anti lengket di dekat mata pacul. Baja cor di dekat mata pacul itu juga berfungsi menambah kekuatan sehingga pacul tidak gampang mleyot

 

Adapun pacul terek adalah pacul yang mata paculnya disambung dengan baja dengan tujuan menambah ketajaman.

 

Secara umum, menurut Mas Saiful, produk-produk alat dapur dan pertanian di Dusun Tahunan lazim disebut dengan istilah isen (isian), yaitu sebuah teknik pembuatan alat dapur dan pertanian dengan memadukan baja kualitas tinggi yang dilebur dengan besi konvensional, sehingga menghasilkan produk berkualitas tinggi dari segi fungsi dan estetika. Produknya juga mudah diasah dan awet tajam.   

 

Menggagas Desa Wisata

 

Dengan segenap potensi yang dimiliki Dusun Tahunan, kampung ini memiliki atraksi (daya tarik) yang bisa dikembangkan menjadi destinasi wisata desa berbasis sejarah, budaya, dan edukasi. 

Melihat warga Dusun Tahunan membuat alat-alat dapur dan pertanian menjadi potensi wisata yang cukup menarik. (Foto: Dok. Badiatul M. Asti)
Pertama; wisata sejarah karena di tempat ini terdapat makam sosok-sosok penting dalam sejarah. Selain makam Pangeran Penatas Angin atau Syekh Maulana Penatas Angin, juga ada makam tokoh-tokoh lainnya seperti Syekh Kafrawi P. Kusumoyudho, Pangeran Delimas, Pangeran Sosro Kusumo Atmojo, dan lainnya. 

 

Kedua; 300-an lebih warga Dusun Tahunan yang berprofesi sebagai pande besi bisa menjadi potensi atraksi wisata desa yang cukup magnetis. Wisatawan bisa melihat geliat warga menempa besi, membuat ala-alat dapur dan pertanian.

 

Ketiga; wisata edukasi dengan membuat museum yang berisi narasi jejak sejarah Dusun Tahunan  dan model-model alat-alat dapur dan pertanian khas Dusun Tahunan.

 

Ternyata, gagasan wisata desa itu, sudah menjadi visi dan impian Kepala Desa Putatsari, Marno, yang sempat menemui dan berdiskusi dengan saya terkait pengembangan desa wisata di kampung yang dipimpinnya itu. Gagasan itu, saat ini on progress. Secara bertahap sedang dalam proses realisasi dan eksekusi. 

 

Semoga dimudahkan dan dilancarkan. Aamiin ya Rabbal’alamiin.

 

—Badiatul  Muchlisin Asti, Citizen journalist & peminat sejarah dan budaya lokal.

Smartren dan BMKG Cilacap Selenggarakan Program Edukasi Bencana bagi Generasi Muda

Smartren dan BMKG Cilacap Selenggarakan Program Edukasi Bencana bagi Generasi Muda

Penandatanganan Piagam Kesepakatan Bersama terkait penyelenggaraan kegiatan rutin edukasi kebencanaan terhadap para pelajar di Cilacap. (Foto: istimewa)
Kangasti.id – Berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap, pada Kamis (7/9/2023), Smartfren menyelenggarakan kegiatan Teman Pintar Indonesia bertajuk "Komunikasi Bencana di Era Digital". Acara berlangsung di Aula BMKG Tunggul Wulung Cilacap dan diikuti oleh 80 pelajar dan guru perwakilan dari 11 sekolah tingkat SMA di Cilacap.

 

Acara yang dibuka oleh Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo, itu dihadiri oleh Head of Community Development & Public Relations Smartfren, Dani Akhyar; Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Cilacap, Sumarsono; dan Leader Nasional Smartfren Community, Didik Jatmiko,.

 

Dalam sambutannya, Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo, mengatakan bahwa pengetahuan tentang meteorologi, klimatologi, dan geofisika perlu dipahami sejak dini supaya generasi muda punya pengetahuan tentang penanggulangan risiko bencana alam.

 

“Oleh karena itu, BMKG Cilacap menggelar workshop bertemakan Komunikasi Bencana di Era Digital bagi pelajar di Kabupaten Cilacap. Kami mengucapkan terima kasih kepada Smartfren atas kolaborasi yag baik ini bagi masyarakat Cilacap," kata Bagus Pramujo.

 

Sementara itu, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Cilacap, Sumarsono, mengapresiasi langkah yang dilakukan BMKG Cilacap bersama Smartfren. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk dilakukan, apalagi di wilayah Kabupaten Cilacap yang merupakan daerah rawan bencana gempa dan tsunami, sehingga wawasan tentang meteorologi, klimatologi, dan geofisika perlu disosialisasikan secara kontinu kepada masyarakat, salah satunya kepada pelajar", kata Sumarsono.

Di sela acara dilakukan pengukuhan Sumardiyono (tengah) sebagai Leader Smartfren Community Cilacap. (Foto: istimewa)

Selanjutnya, Head of Community Development & Public Relations Smartfren, Dani Akhyar, dalam sambutannya mengatakan, saat bencana, informasi menyebar cepat di media sosial dan seringkali muncul hoax atau berita palsu yang menyesatkan yang seringkali menambah jumlah korban.

 

“Untuk itulah, peran literasi dan komunikasi kebencanaan di media digital sangat penting dan Smartfren bersama BMKG Cilacap mengambil peran di situ,” kata Dani.

 

Kerjasama Smartfren dan BMKG Cilacap ini dituangkan dalam Piagam Kesepakatan Bersama yang ditandatangani oleh Bagus Pramujo dan Dani Akhyar mewakili instansi masing-masing. Follow up dari kesepakatan bersama ini adalah penyelenggaraan kegiatan rutin tentang edukasi kebencanaan kepada siswa-siswi sekolah di Cilacap.

 

Workshop perdana dilaksanakan pada hari itu dengan pemateri pertama Deas Achmad Rivai (Prakirawan Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap), Teguh Wardoyo (Kapoksi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap), dan Dani Akhyar, yang dalam hal ini sebagai peneliti komunikasi bencana dari Universitas Indonesia.

 

Dani Akhyar sendiri diketahui baru saja menyelesaikan studi Doktoral S3 di UI dengan disertasi berjudul Sistem Komunikasi Krisis dan Risiko Bencana Berbasis Media Sosial di Indonesia: Studi dengan Soft Systems Methodology Multi Method dalam Kasus Bencana Tsunami Vulkanik Selat Sunda 2018.

 

Dani berhasil mempertahankan disertasi tersebut dalam Sidang Promosi Terbuka S3 FISIP UI pada Senin, 10 Juli 2023, di hadapan para penguji. Bertindak selaku promotor adalah Dr. Hendriyani dan kopromotor Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto.

 

“Saya ingin ilmu saya ini dapat diaplikasikan langsung di masyarakat. Dan hal ini sejalan dengan inisiatif program edukasi Komunikasi Bencana di Era Digital yang didukung oleh Smartfren dan BMKG Cilacap,” tambah Dani.

 

Dalam kesempatan itu, dikukuhkan pula Sumardiyono sebagai Leader smartfren community Cilacap oleh Head of Community Development & Public Relations didampingi oleh Leader Nasional Smartfren Community. (bma)

Sasar Segmen Ultra-Premium, Smartfren Luncurkan Kartu Perdana bagi Pecinta Golf

Sasar Segmen Ultra-Premium, Smartfren Luncurkan Kartu Perdana bagi Pecinta Golf

Peluncuran Kartu Perdana Samartfren Golf di Jakarta (8/9/2023). (Foto: istimewa)

Kangasti.id - Kabar gembira bagi para pecinta golf, karena untuk pertama kalinya di Indonesia, Smartfren pada Jumat (8/9/2023) di Jakarta meluncurkan Kartu Perdana Smartfren Golf, sebuah inovasi produk telekomunikasi terbaru dengan manfaat ultra-premium bagi para pecinta golf. Dengan menggunakan kartu itu, para pelanggan dan pecinta golf bisa menikmati layanan telekomunikasi terbaik sekaligus berbagai keuntungan khusus yang mendukung kegiatan golf mereka.

 

Chief Executive Officer Smartfren, Andrijanto Muljono, mengatakan bahwa Kartu Pedana Smartfren Golf merupakan upaya Smartfren untuk masuk ke segmen ultra-premium dan para pecinta golf. “Hanya dengan satu kartu perdana ini, pelanggan Smartfren dan para pecinta golf bisa menikmati layanan telekomunikasi terbaik sekaligus mendapat berbagai penawaran khusus di lapangan golf tertentu,” tutur Andrijanto. 

 

Lebih lanjut dikatakan, Kartu Perdana Smartfren Golf dibanderol dengan harga terjangkau dan bisa diperoleh di berbagai Galeri Smartfren di Jabodetabek dan Jawa Barat; juga akan bisa dibeli di berbagai ecommerce (Tokopedia, Shopee, BliBli, Lazada, Bukalapak), aplikasi MySmartfren serta website Smartfren. 

 

Hanya dengan Rp 50.000, pelanggan kartu perdana tersebut bisa menikmati banyak sekali manfaat, mulai dari penawaran khusus saat berlatih golf di lapangan golf tertentu, hingga kuota data untuk kebutuhan komunikasi.

Andrijanto Muljono, CEO Smartfren saat meluncurkan Kartu Perdana Smartfren Golf. (Foto: istimewa)

Penawaran khusus untuk berlatih golf bisa didapat antara lain di Gunung Geulis Country Club, Klub Golf Bogor Raya, Rainbow Hills Golf Club, Jababeka Golf & Country Club, Emeralda Golf Club, dan Palm Springs Golf & Country Club. 

 

Adapun penawaran tersebut bervariasi dengan nilai hingga jutaan rupiah, dan dalam bentuk voucher yang dapat diklaim di aplikasi MySmartfren sebanyak 2x setiap bulan. Pelanggan setia Smartfren juga bisa menikmati manfaat serupa menggunakan promo SmartPoin. Hanya dengan menukarkan 30 SmartPoin maka bisa mendapatkan penawaran khusus di seluruh lapangan golf tersebut.

 

Pelanggan juga mendapatkan manfaat kuota data dengan total 11 GB (Kuota Utama 6 GB + Kuota Aplikasi 5 GB) yang aktif selama 30 hari. Lebih dari itu, pelanggan bisa menikmati Bonus Kuota Nasional 4 GB dengan cara klaim melalui aplikasi MySmartfren atau USSI *888#. 

 

Pelanggan juga bisa upgrade Kartu Perdana Smartfren Golf dengan paket data Kuota 100 GB terbaru untuk kebutuhan kuota internet yang lebih besar. Bagi pelanggan yang memiliki smartphone mutakhir dan mendukung eSIM, bisa juga upgrade Kartu Perdana Smartfren Golf ini menjadi eSIM sehingga tidak lagi memakai kartu fisik.

 

“Melalui berbagai produk yang relevan dengan minat dan kebutuhan, kami berharap Smartfren bisa selalu menjadi teman masyarakat Indonesia dalam membuka berbagai peluang baru, berkarya dan jadi juara dengan memanfaatkan akses internet,” pungkas Andrijanto. (bma)

Kue Lumpur Bakar Purwodadi, Bercita Rasa Legit Bertekstur Lembut

Kue Lumpur Bakar Purwodadi, Bercita Rasa Legit Bertekstur Lembut

Kue Lumpur Bakar Purwodadi produksi Erni Iswati, digadang-gadang jadi pilihan oleh-oleh Kota Purwodadi. (Foto: Badiatul Muchlisin Asti)

Berawal dari keinginan untuk berkreasi kue yang bisa menjadi oleh-oleh khas Purwodadi, Erni Iswati akhirnya memilih dan menetapkan hati memproduksi kue lumpur bakar. Kue lumpur bakar ia pilih, selain unik, bercita rasa manis, juga di Kota Purwodadi belum ada.

Kwaran Pulokulon Gelar Pesta Siaga Pertama Pascapandemi

Kwaran Pulokulon Gelar Pesta Siaga Pertama Pascapandemi

Suasana upacara pembukaan Pesta Siaga yang diadakan oleh Kwaran Pulokulon pada Sabtu (25/02/2023). Foto: Jamilatul Istiqomah
Dalam rangka membangun tujuan gerakan pramuka, Kwartir Ranting (Kwaran) Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan menggelar Pesta Siaga pada Sabtu, (25/02/ 2023) yang diikuti perwakilan sekolah dasar se-Kecamatan Pulokulon. Upacara pembukaan pesta siaga dipusatkan di halaman Balai Desa Panunggalan

Adakan Kelas Menulis, FSPG Kembali Kepakkan Sayap Literasi Pascapandemi

Adakan Kelas Menulis, FSPG Kembali Kepakkan Sayap Literasi Pascapandemi

Suasana Kelas Menulis Artikel yang diadakan Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG) di Rumah Kreatif Grobogan, Minggu (12/2/2023). (Foto: Irkam Asnawi)

Setelah vakum berkegiatan akibat pandemi Covid-19, Forum Silaturahmi Penulis Grobogan (FSPG) kembali mengadakan even literasi. Kelas Menulis Artikel merupakan agenda perdana yang diadakan FSPG bekerja sama dengan Mumtaz Training Center sebagai tanda bangkitnya kembali kegiatan literasi setelah beberapa waktu vakum akibat pandemi.

Ketua Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah Beri Endorsement Buku Riwayat Kuliner Indonesia

Ketua Komite Ekonomi Kreatif Jawa Tengah Beri Endorsement Buku Riwayat Kuliner Indonesia

Berfoto dengan Ketua Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Provinsi Jawa Tengan, Ahmad Khairudin, M.Si.

"Membaca Riwayat Kuliner Indonesia seolah kita diajak berkelana dari satu tempat ke tempat lain dengan kekayaan imajinatif sambil menghirup aroma wangi dari masakan yang baru saja ditanak. Buku ini berhasil memprovokasi saya, setidaknya untuk berkhayal, suatu saat saya bisa sampai ke surga-surga tersebut." (Ahmad Khairudin, M.Si, Direktur Grobok Hysteria Semarang dan Ketua Komite Ekonomi Kreatif Provinsi Jawa Tengah)

 ________________________________________________

Buku "Riwayat Kuliner Indonesia: Asal-usul, Tokoh, Inspirasi, dan Filosofi" dapat diperoleh dengan menghubungi WhatsApp: 0857 4220 8552 atau 081347014686. Atau via Shopee: Rumah Pustaka BMA

 

Meneroka Jejak Sejarah Kuliner Indonesia

Meneroka Jejak Sejarah Kuliner Indonesia

Buku "Riwayat Kuliner Indonesia" karya Badiatul Muchlisin Asti diterbitkan CV. Hanum Publisher, 2022.

Harus diakui, Indonesia memiliki khazanah kuliner Indonesia yang sangat kaya dan beragam. Setiap daerah, dari Sabang sampai Merauke, memiliki kekayaan kuliner khasnya masing-masing, yang tercipta dari olah pangan lokal, juga berasal dari tradisi dan budaya yang berkembang di masyarakat setempat.