Mencicipi Mi Duwok Ireng di Kedai Pelangi Watupawon, Penawangan

Chef Puji Daryana menunjukkan mi ayam kuah alias mi duwok ireng racikannya. (Badiatul Muchlisin Asti)

Jumat kemarin (5/1/2023) saya diundang kawan saya, Chef Puji Daryana (58), untuk datang ke kedainya di Dusun Pucang, Desa Watupawon, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Hari itu, ia menghelat acara “Masak Bareng Chef Puji” di kedainya. Ia mengundang sejumlah jurnalis untuk menyaksikan ia memasak dan lalu bersama-sama mencicipi masakannya.

Kedai Pelangi sendiri adalah sebuah kedai yang ia dirikan pada pertengahan April 2023. Tergolong nekad, menurut saya, karena ia mendirikan kedai di pelosok desa, yang tentu butuh effort khusus untuk bisa eksis dan berkembang. Namun, ia mempunyai pertimbangan tersendiri.

Lokasi tempat ia membuka kedai memang di pelosok desa, tapi di situ telah ada agrowisata jambu air milik warga yang mulai berkembang. Sehingga kedainya diproyeksikan menjadi pelengkap agrowisata tersebut.

Juga, lokasi tempat ia membuka kedai berada di kampung kelahirannya, sehingga ia memiliki motif tersendiri, yaitu ingin mengangkat kampung kelahirannya, yang menurutnya, sejak dulu telah memiliki citra di bidang kuliner. Ia memiliki tekad menjadikan Kedai Pelangi sebagai destinasi wisata kuliner di kampung kelahirannya.

Apalagi saat ini ditunjang oleh insfrastruktur antar desa yang sudah bagus, sehingga keinginan itu bukan merupakan hal yang mustahil. Artinya, meski di pelosok desa, tapi akses menuju ke kedai sudah memadai. 

Mi Ayam dan Bakso, Menu yang Familiar

Sebagai langkah awal, menu awal yang ditawarkan Chef Puji di Kedai Pelangi termasuk menu yang sudah familiar dengan masyarakat desa, yaitu mi ayam dan bakso. Hal itu, menurutnya, sebagai strategi agar kedainya diterima oleh masyarakat desa.

Seorang pengunjung sedang menikmati mi duwok ireng di Kedai Pelangi. (Badiatul Muchlisin Asti)

Kendati menu yang ditawarkan sudah familiar, namun Chef Puji sangat menperhatikan cita rasa dan tata penyajian menunya. Sebagai chef yang memiliki pengalaman sebagai koki sebuah restoran di luar negeri, Chef Puji meracik mi ayam dan baksonya dengan resep dan bahan berkualitas yang membuat cita rasa lebih gurih dan sedap.

Begitu juga dalam soal penyajian. Wadah yang dipilih tidak mangkuk seperti pada umumnya, namun menggunakan mangkuk melamin untuk mi ayam kuah dan bakso; serta menggunakan hotplate untuk mi ayam gorengnya.

Dan tata racik dan penyajian itu, tidak membuat harga menu di Kedai Pelangi menjadi melambung, namun tetap dengan harga standar yang merakyat dan pastinya ramah untuk kantong warga desa.      

Branding Mi Duwok Ireng

Saya hadir saat para jurnalis lain belum datang. Hanya berselang beberapa menit setelah saya tiba di Kedai Pelangi pada jam 10.00, beberapa jurnalis mulai berdatangan. Ada yang datang berdua, bertiga, ada yang datang sendirian seperti saya. Sebelum kemudian Chef Puji menunjukkan kebolehannya memasak, kami sempat berbincang santai terlebih dahulu.

Ternyata, Chef Puji mengundang kami ke kedainya, salah satunya adalah dalam rangka melaunching branding baru untuk nama mi ayam kuahnya. Ia membuat branding Mi Duwok Ireng.    

Mi duwok ireng alias mi ayam kuah khas Kedai Pelangi yang memperhatikan tata racik dan tata penyajiannya. (Badiatul Muchlisin Asti)

Apa itu duwok? Duwok adalah istilah tempo dulu di kampungnya, Desa Watupawon, untuk menyebut mangkok atau cobek yang terbuat dari tanah liat. Istilah itu sudah diketahuinya sejak ia masih kecil dulu. Ketika itu, ia sering diberi makan oleh neneknya dalam wadah yang bernama duwok itu.

“Karena sekarang sudah beda zamannya, maka duwoknya tidak lagi terbuat dari tanah liat, melainkan dari melamin. Karena warnanya hitam, maka  saya sebut duwok ireng. Dan Mi Duwok Ireng inilah yang akan menjadi branding mi ayam kuah di Kedai Pelangi,” jelas chef yang lebih dikenal sebagai seorang jurnalis dan aktivis LSM dibanding sebagai ahli masak.

Setelah sempat berbincang santai, Chef Puji kemudian unjuk kebolehan membuat mi. Mi pertama yang ia buat adalah mi ayam kuah. Baru kemudian mi ayam goreng.

Sembari melakukan tahapan pembuatan mi ayam, Chef Puji bercerita bahwa mi untuk mi ayamnya merupakan mi dengan bahan tepung terigu berkualitas tinggi yang dipadu dengan aneka bumbu racikannya sendiri.

Chef Puji bercerita, adonan tepung mi buatannya ditambah telur bebek untuk mendapatkan mi yang lebih gurih. Per kilogram tepung diberi 6 butir telur bebek. Begitu pun untuk baksonya, per 3 kilogram daging sapi dibubuhi 6 butir telur ayam. Telur ayam dipilih untuk tambahan adonan bakso, bukan telur bebek, yang menurut Chef Puji, bertujuan agar baksonya bercita rasa gurih dengan warna putih alami.

Mi ayam goreng hotplate di Kedai Pelangi yang tak kalah lezat. (Badiatul Muchlisin Asti) 

Untuk menu best seller di kedainya, Chef Puji menyebut mi ayam, terutama mi ayam kuah yang kini sedang dibranding dengan nama Mi Duwok Ireng. Baik mi ayam kuah maupun mi ayam goreng, Chef Puji memiliki bumbu andalan berupa minyak bawang khas Bangka yang ia racik sendiri. Minyak bawang khas Bangka ini, menurutnya, boleh dikata menjadi salah satu rahasia di balik kelezatan mi di kedainya.

Menu-menu Kreasi

Sebenarnya ada menu lain yang ditawarkan di Kedai Pelangi selain mi ayam dan bakso, yaitu rica-rica entog dan soto Betawi. Kedua menu ini tersedia hanya pada hari Sabtu dan Minggu saja. Menu yang saya sebut terakhir, soto Betawi, pada perkembangannya kemudian dikreasi oleh Chef Puji menjadi apa yang disebutnya sebagai “soto pencok”. Sebuah nama baru dalam khazanah perkulineran kita.

Saat saya tanya, apa itu soto pencok? Chef Puji menjawab bahwa  soto pencok adalah soto santan khas Desa Watupawon yang dikolaborasi dengan soto khas Betawi yang menggunakan susu dalam kuahnya. Disebut soto pencok karena proteinnya menggunakan ayam fillet yang dipotong-potong berbentuk dadu. Tidak disuwir-suwir sebagaimana sajian soto pada umumnya.

Rombongan guru nampak sedang menikmati mi duwok ireng dan menu Kedai Pelangi lainnya. (Badiatul Muchlisin Asti)

Sayangnya, hari itu, saya tidak bisa mencicipi kelezatan soto pencok yang diceritakan Chef Puji karena sedang bukan weekend. Tapi Chef Puji bercerita, secara bertahap ia sedang menyiapkan sejumah menu kreasi lainnya, di antaranya menu berbasis ikan, sebagai alternatif menu bagi para pengunjung kedainya.

Banyak hal yang sedang direncanakan oleh Chef Puji untuk kedainya. Di antaranya rencana pembuatan sejumlah gazebo di tengah kebun pisang cavendish yang saat ini sedang ditanam di area kedainya. Semua effort yang dilakukan adalah dalam upaya untuk mewujudkan tekad menjadikan Kedai Pelangi sebagai destinasi wisata kuliner di kampung halamannya, di Desa Watupawon.

Wahai sedulur warga Grobogan semua, sekali waktu, silahkan mengagendakan kulineran di Kedai Pelangi, usahakan saat weekend, bersama keluarga, handai tolan, kolega, rekan kerja, dan lainnya. Dan rasakan sensasi menyantap sajian-sajiannya sembari menikmati view persawahan khas desa dengan semilir angin sepoinya. Monggo.