Mbah Muntaha, Ulama Kharismatik dari Wonosobo

 

KH. Muntaha Al-Hafiz atau biasa disapa Mbah Muntaha atau Kiai Muntaha adalah seorang ulama kharismatik dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Asy’ariyah Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Namanya populer berkat ide pembuatan Al-Quran Akbar yang dicetuskannya pada tahun 1994. Al-Quran Akbar 30 juz yang digagas oleh Mbah Muntaha konon (ketika itu) terbesar di seluruh dunia, yaitu berukuran 1 x 1,5 m, belum termasuk rehal dan ketika seluruh Al-Quran itu dibuka.

Pembuatan Al-Quran Akbar itu menjadi sangat monumental dan gaungnya menggema hingga ke tingkat nasional karena banyak media massa yang meliputnya, baik lokal maupun nasional. Tercatat media massa yang meliput antara lain The Jakarta Post, Kompas, Suara Karya, Jawa Pos, dan Suara Merdeka.

Penulisan Al-Quran Akbar dikerjakan oleh dua orang santri Al-Asy’ariyah ketika itu yaitu H. Hayatuddin dari Grobogan dan H. Abdul Malik dari Yogyakarta. Kertas yang digunakan untuk penulisan Al-Quran Akbar mendapatkan bantuan dari Menteri Penerangan ketika itu yaitu Harmoko. Setelah selesai dibuat, Al-Quran Akbar tersebut diserahkan kepada Presiden RI ketika itu, yaitu H. Muhammad Soeharto, di istana negara pada Selasa, 5 Juli 1994.

Ide pembuatan Al-Quran Akbar hanyalah secuil dari refleksi kecintaan Mbah Muntaha yang sangat besar terhadap Al-Quran. Sebelumnya, Mbah Muntaha juga mencetuskan ide penulisan buku Tafsir Maudhu’i atau tafsir tematik Al-Quran.

Untuk mengeksekusi ide tersebut, dibentuklah Tim 9 yang terdiri dari para ustaz di lingkungan Pesantren Al-Asy’ariyah dan dosen Institut Ilmu Al-Quran (IIQ)—sekarang menjadi Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Wonosobo.

Buku tafsir tersebut akhirnya terbit dan beredar luas ke khalayak dengan judul Tafsir Maudhu’i Al-Muntaha. Buku tersebut diterbitkan oleh penerbit Pustaka Pesantren Yogyakarta, cetakan pertama tahun 2004.

Gagasan Kiai Muntaha terkait penulisan tafsir tematik ini dipandang sebagai langkah maju dari kiai pesantren yang sering dianggap sebagai tradisional. Sebagai seorang kiai dengan latar belakang pendidikan nonformal dari pesantren ke pesantren, Mbah Muntaha memang termasuk sosok ulama dengan pemikiran yang sangat maju dan visioner. Di antaranya nampak dalam inovasi dan pemikirannya di bidang pendidikan.

Mbah Muntaha-lah sosok dibalik ide berdirinya perguruan tinggi UNSIQ Wonosobo di bawah naungan Yayasan Pendidikan Ilmu Ilmu Al-Quran (YPIIQ). Mbah Muntaha menjadi salah satu pendiri sekaligus memegang jabatan rektor sebelum perguruan tinggi itu berubah menjadi universitas.

Di samping maju secara pemikiran dan visioner menatap masa depan, selebihnya Mbah Muntaha adalah sosok ulama sepuh yang kharismatik, santun dan rendah hati, yang hidupnya kuyup dengan butir-butir keteladanan. Ia juga sangat peduli terhadap kehidupan masyarakat dan dihormati oleh para pemimpin dan pejabat serta tokoh Islam lainnya. Tidak hanya tokoh dalam negeri, tapi juga tokoh luar negeri seperti Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Karenanya, saat Mbah Muntaha wafat, puluhan ribu orang datang ke Kalibeber untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sosok ulama kharismatik yang sangat dihormati itu. Mbah Muntaha wafat pada hari Rabu, 29 Desember 2004, dalam usia 94 tahun.

Buku ini menyajikan biografi Mbah Muntaha, perjalanan hidup, ide-ide, pemikiran, kiprah, dan perjuangannya. Membaca buku ini kita akan mereguk selaksa kesegaran hikmah dan sinar keteladanan dari sosok ulama yang mencintai kalam Allah, Al-Quran, di sepanjang hidupnya.<!--[if gte mso 9]>

Data Buku: 

Judul: Biografi KH. Muntaha Al-Hafizh, Ulama Kharismatik Pencetus Mushaf Al-Qur’an Akbar

Penulis: Drs. H. Samsul Munir Amin, MA

Penerbit: Media Kreasi Press

Cetakan pertama: Maret 2018

Tebal: xxii +155 hlm

*Tulisan ini dimuat di Tribun Jateng, edisi Minggu, 8 Juli 2018.